Mengapa Harga Obligasi Turun Saat Suku Bunga Naik?

※記事内に広告を含む場合があります。

Investasi obligasi dapat memberikan pengembalian yang stabil, namun ada risiko fluktuasi harga akibat perubahan suku bunga. Di blog ini, kami menjelaskan secara rinci dampak kenaikan suku bunga terhadap harga obligasi, hubungan invers antara harga obligasi dan suku bunga, penurunan daya tarik obligasi yang sudah ada, serta dampak pasokan dan permintaan. Banyak tip untuk memahami risiko suku bunga dalam investasi obligasi dan membuat keputusan investasi yang bijaksana.

目次

1. Kenaikan suku bunga dan dampaknya terhadap harga obligasi

Suku bunga merupakan elemen yang sangat penting di pasar obligasi, dan fluktuasinya memberikan dampak langsung pada harga obligasi. Khususnya ketika suku bunga naik, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan oleh investor obligasi.

Mekanisme kenaikan suku bunga

Ketika suku bunga naik, obligasi yang diterbitkan baru biasanya menetapkan tingkat kupon yang lebih tinggi. Misalnya, jika obligasi yang sudah diterbitkan memiliki kupon 1%, dan obligasi baru dengan kupon 3% diterbitkan, banyak investor akan memilih investasi pada obligasi 3% untuk mendapatkan pengembalian yang lebih baik. Hal ini menyebabkan permintaan terhadap obligasi yang sudah diterbitkan menurun, sehingga harganya turun.

Penurunan harga

Kenaikan suku bunga membuat obligasi yang sudah ada kehilangan daya tarik relatif di pasar. Misalnya, seorang investor yang membeli obligasi dengan kupon 1% seharga 1 juta yen akan menemukan bahwa daya tarik obligasi tersebut melemah ketika suku bunga pasar naik. Oleh karena itu, ketika mencoba menjual obligasi, ia harus bersaing dengan obligasi baru yang diterbitkan, sehingga harus menurunkan harga relatifnya. Proses ini menjelaskan bagaimana harga obligasi turun.

Psikologi investor dan keseimbangan penawaran dan permintaan

Selain itu, psikologi investor juga memberikan pengaruh penting pada harga obligasi saat suku bunga naik. Di lingkungan di mana suku bunga naik, biasanya ada pertumbuhan ekonomi dan ekspektasi inflasi di latar belakang, sehingga investor cenderung memfokuskan perhatian pada aset berisiko seperti saham. Hal ini membuat permintaan terhadap obligasi semakin menurun, mempercepat penurunan harga.

Perubahan risiko relatif dan pengembalian

Dalam investasi obligasi, keseimbangan risiko dan pengembalian berubah sesuai dengan fluktuasi tingkat kupon. Ketika suku bunga naik, tingkat kupon yang ditawarkan oleh obligasi yang sudah ada menjadi kurang menarik dibandingkan dengan tingkat baru di pasar, sehingga investor mempertimbangkan investasi pada obligasi baru. Dengan demikian, fluktuasi suku bunga tidak hanya memengaruhi harga obligasi, tetapi juga strategi investasi obligasi.

2. Hubungan terbalik antara harga obligasi dan suku bunga

Di pasar obligasi, harga dan suku bunga selalu menunjukkan pergerakan yang berlawanan. Hubungan korelasi terbalik ini muncul karena obligasi memiliki karakteristik khusus sebagai produk keuangan.

Penurunan yield saat harga naik

Jika harga obligasi naik, biasanya yield (indikator yang menunjukkan hubungan antara bunga obligasi dan harga) turun. Hal ini karena obligasi diperdagangkan pada harga yang lebih tinggi di pasar, sehingga investor yang baru membeli obligasi tersebut menerima bunga relatif lebih sedikit. Misalnya, ada obligasi dengan nilai nominal 1.000 yen dan tingkat bunga 4%. Jika harga pasar obligasi tersebut naik menjadi 1.050 yen, investor yang baru membeli obligasi tersebut akan menerima bunga 4% atas 1.000 yen (40 yen), namun karena harga lebih tinggi, yield akan menurun.

Penurunan harga saat yield naik

Sebaliknya, ketika suku bunga naik, harga obligasi cenderung turun. Ketika suku bunga pasar naik, obligasi baru yang diterbitkan akan menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi. Akibatnya, obligasi yang sudah ada kehilangan daya tarik di pasar, sehingga harganya turun. Dalam lingkungan seperti ini, jika tingkat bunga obligasi yang ada lebih rendah daripada suku bunga pasar baru, obligasi tersebut menjadi sulit terjual, dan akhirnya harganya turun.

Psikologi investor dan tren pasar

Hubungan korelasi antara harga obligasi dan suku bunga tidak hanya tentang angka, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh psikologi investor dan tren pasar. Investor selalu memikirkan bagaimana mengelola aset mereka, dan ketika tingkat bunga obligasi baru tinggi, mereka cenderung menjual obligasi dengan tingkat bunga rendah yang ada dan berinvestasi pada obligasi baru. Perilaku seperti ini mengubah keseimbangan penawaran dan permintaan di pasar, menjadi faktor penyebab harga turun.

Pengaruh jangka pendek dan jangka panjang

Selain itu, obligasi jangka panjang memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap perubahan harga dibandingkan obligasi jangka pendek, yang merupakan poin penting. Obligasi dengan periode jatuh tempo panjang lebih mudah terpengaruh oleh perubahan suku bunga. Hal ini karena perubahan suku bunga yang diperkirakan jangka panjang memiliki dampak penting pada nilai keseluruhan obligasi.

Dengan demikian, harga obligasi dan suku bunga saling terkait erat, namun hubungan ini tidak sederhana dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Investor harus terus memantau tren pasar dengan cermat dan membuat keputusan investasi yang bijaksana.

3. Penurunan daya tarik obligasi yang sudah ada saat suku bunga naik

Keterkaitan invers antara suku bunga dan harga obligasi

Bagi investor, kenaikan suku bunga selalu menjadi bahan kekhawatiran. Ketika suku bunga naik, tingkat kupon obligasi yang diterbitkan baru akan lebih tinggi daripada obligasi yang sudah ada, sehingga daya tarik relatif obligasi yang sudah ada hilang. Misalnya, seorang investor yang memegang obligasi dengan tingkat kupon 1% akan cenderung memilih obligasi baru dengan 3% ketika suku bunga naik menjadi 3%. Akibatnya, investor yang memegang obligasi yang sudah ada harus menurunkan harga ketika menjualnya di pasar.

Mekanisme penyesuaian harga

Ketika suku bunga naik, harga obligasi yang sudah ada biasanya turun. Hal ini karena investor membandingkan harga pasar dan pengembalian, lalu memilih peluang investasi baru. Misalnya, ketika menjual obligasi yang dibeli seharga 1 juta yen, investor akan tertarik pada obligasi baru dengan 3% yang memberikan imbal hasil lebih tinggi, sehingga harga yang mereka bayar untuk obligasi 1% yang sudah ada turun. Dengan demikian, ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran menyesuaikan harga obligasi yang sudah ada.

Dampak nyata

Investor yang memegang obligasi yang sudah ada di tengah kenaikan suku bunga sering mengalami penurunan nilai aset yang mereka miliki, yang juga berdampak negatif secara psikologis. Khususnya, jika mereka memegang obligasi dalam jangka panjang, keberadaan obligasi baru dengan imbal hasil tinggi menjadi tekanan, meningkatkan risiko bahwa pengembalian saat menjual akan lebih rendah dari yang diharapkan.

Lingkungan investasi yang kompetitif

Saat suku bunga naik, produk investasi lain juga menjadi lebih menarik, sehingga investasi obligasi cenderung kehilangan daya tarik relatif. Terutama ketika pertumbuhan pasar saham menonjol, investor lebih cenderung mengambil risiko dan beralih ke saham, sehingga harga obligasi cenderung turun. Dengan demikian, kenaikan suku bunga menjadi faktor yang semakin menurunkan daya tarik obligasi yang sudah ada.

Oleh karena itu, di lingkungan yang diperkirakan akan mengalami kenaikan suku bunga, cara investor menempatkan obligasi yang sudah ada dan mengambil risiko akan sangat memengaruhi keputusan mereka.

4. Fluktuasi Harga Obligasi Berdasarkan Prinsip Permintaan dan Penawaran

Obligasi yang diterbitkan baru secara langsung memengaruhi sisi pasokan di pasar obligasi. Jika volume penerbitan obligasi baru meningkat, keseimbangan permintaan dan penawaran dapat terganggu. Khususnya, jika permintaan investor terhadap obligasi baru melemah, tekanan penurunan harga akan timbul, sehingga berdampak negatif pada pasar obligasi secara keseluruhan.

Pengaruh Obligasi Baru yang Diterbitkan

Ketika permintaan dan penawaran pasar seimbang, obligasi yang baru diterbitkan mudah terjual, sehingga pasar menjadi lebih aktif. Hal ini meningkatkan kepercayaan investor dan diharapkan harga obligasi naik. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan pasokan, obligasi yang tersisa bertambah dan pasar melambat, sehingga harga obligasi cenderung turun.

Keseimbangan Permintaan dan Penawaran serta Aliran Pasar

Di pasar obligasi, investor institusional (perusahaan asuransi jiwa, dana pensiun, dll.) merupakan pemain penting. Ketika dana investasi mereka masuk, kondisi permintaan dan penawaran membaik, sehingga harga obligasi diperkirakan naik. Namun, jika dana keluar, hubungan permintaan dan penawaran memburuk, menimbulkan risiko penurunan harga.

Peran Investor Institusional

Kebijakan moneter bank sentral seperti Bank of Japan memiliki dampak besar pada permintaan dan penawaran di pasar obligasi. Misalnya, jika Bank of Japan secara aktif membeli obligasi, jumlah obligasi yang beredar di pasar berkurang, yang menjadi faktor kenaikan harga. Sebaliknya, jika obligasi dijual, pasokan menjadi berlebih dan harga berpotensi turun.

Pengaruh Kebijakan Moneter Bank Sentral

Ekonomi membaik, investor beralih ke pasar saham, sehingga permintaan obligasi cenderung menurun. Akibatnya, harga obligasi biasanya turun. Sebaliknya, ketika perekonomian stagnan atau memburuk, keamanan obligasi dievaluasi kembali, permintaan meningkat, dan harga cenderung naik.

Ekonomi dan Permintaan serta Penawaran Obligasi

Faktor-faktor ini saling terkait dan memicu fluktuasi harga obligasi. Investor harus menilai tren pasar dan memahami hubungan permintaan dan penawaran, karena itu menjadi kunci keberhasilan investasi obligasi.

5. Poin Penting Risiko Suku Bunga dalam Investasi Obligasi

Investasi obligasi umumnya dianggap rendah risiko, namun risiko suku bunga selalu menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan. Pada bagian ini, kita akan menjelajahi dampak risiko suku bunga terhadap investasi obligasi dan cara-cara untuk menguranginya.

Apa itu Risiko Suku Bunga?

Risiko suku bunga merujuk pada dampak fluktuasi suku bunga pasar terhadap harga obligasi. Secara spesifik, jika suku bunga naik, harga obligasi turun, dan sebaliknya, jika suku bunga turun, harga obligasi naik. Hubungan ini terjadi karena obligasi ditetapkan pada tingkat pengembalian tertentu. Oleh karena itu, ketika suku bunga pasar berubah, daya tarik obligasi yang ada berubah, dan harganya berfluktuasi.

Perbandingan Obligasi yang Ada dan Obligasi Baru yang Diterbitkan

Sebagai contoh, ketika suku bunga pasar naik, tingkat pengembalian obligasi yang ada menjadi relatif tidak menarik. Investor akan beralih ke obligasi baru yang diterbitkan dengan tingkat pengembalian lebih tinggi, sehingga permintaan obligasi yang ada menurun dan harganya turun. Akibatnya, nilai penilaian obligasi yang dimiliki menurun, dan kemungkinan terjadi kerugian saat menjual.

Strategi Mengurangi Risiko Suku Bunga

  1. Diversifikasi Portofolio
    Cara paling efektif untuk mengurangi risiko suku bunga dalam investasi obligasi adalah dengan mendiversifikasi jenis obligasi dan penerbit yang diinvestasikan. Dengan memegang beberapa obligasi dengan jatuh tempo dan tingkat pengembalian yang berbeda, Anda dapat menyebarkan risiko terhadap fluktuasi suku bunga. Khususnya, menggabungkan obligasi jangka panjang dan jangka pendek dapat menjadi lindung nilai risiko.

  2. Penggunaan Dana Obligasi
    Dengan menggunakan reksa dana atau ETF yang mengikuti tren pasar secara keseluruhan dibandingkan dengan investasi obligasi individual, risiko dapat dikurangi. Hal ini memungkinkan struktur yang kurang rentan terhadap perubahan suku bunga, sehingga pilihan menjadi lebih luas.

  3. Memahami Tren Suku Bunga
    Memantau tren suku bunga pasar secara teratur juga penting. Dengan memperhatikan keputusan kebijakan bank sentral dan publikasi indikator ekonomi, serta memprediksi bagaimana suku bunga pasar akan bergerak, Anda dapat mengambil langkah-langkah respons lebih awal.

Manfaat Memegang Jangka Panjang

Dalam mempertimbangkan risiko suku bunga, memiliki perspektif jangka panjang terhadap risiko penerbit obligasi adalah bijaksana. Jika Anda berniat memegang obligasi hingga jatuh tempo sejak pembelian awal, Anda dapat memperoleh pengembalian yang stabil tanpa terpengaruh oleh suku bunga pasar. Selain itu, dalam jangka panjang, ada kemungkinan suku bunga turun, sehingga obligasi yang ada dapat menghasilkan keuntungan.

Persiapan Menghadapi Risiko Suku Bunga Masa Depan

Memprediksi bagaimana suku bunga pasar akan bergerak sulit, namun dengan menganalisis tren berdasarkan data historis, persiapan dapat dilakukan. Mempertimbangkan tren suku bunga masa depan dan meninjau strategi investasi secara fleksibel sangat penting.

Ringkasan

Dalam investasi obligasi, fluktuasi suku bunga merupakan faktor yang sangat penting. Ketika suku bunga naik, imbal hasil obligasi baru yang diterbitkan menjadi lebih tinggi, sehingga daya tarik obligasi dengan imbal hasil rendah yang sudah ada menurun. Akibatnya, harga obligasi turun, dan investor menghadapi risiko suku bunga. Namun, dengan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko suku bunga, seperti diversifikasi portofolio dan pemantauan tren suku bunga, investor dapat melakukan investasi obligasi yang lebih stabil. Investor harus selalu memperhatikan perubahan kondisi pasar dan meninjau strategi investasi secara fleksibel.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apa dampak kenaikan suku bunga terhadap harga obligasi?

Saat suku bunga naik, tingkat kupon obligasi yang baru diterbitkan menjadi lebih tinggi, sehingga daya tarik obligasi dengan suku bunga rendah yang sudah ada relatif menurun dan harganya turun. Hal ini disebabkan oleh perubahan penawaran dan permintaan, dan juga dipengaruhi oleh perubahan psikologi investor.

Bagaimana hubungan antara harga obligasi dan suku bunga?

Harga obligasi dan suku bunga selalu berlawanan. Ketika harga obligasi naik, imbal hasil turun, dan ketika suku bunga naik, harga obligasi yang sudah ada turun. Hubungan ini dipengaruhi oleh karakteristik obligasi serta psikologi investor dan tren pasar.

Mengapa daya tarik obligasi yang sudah ada menurun saat suku bunga naik?

Saat suku bunga naik, tingkat kupon obligasi baru menjadi lebih tinggi daripada obligasi yang sudah ada, sehingga investor cenderung mengalihkan dana ke obligasi baru. Akibatnya, permintaan obligasi yang sudah ada menurun dan harganya turun, sehingga daya tarik relatifnya hilang.

Bagaimana prinsip penawaran dan permintaan memengaruhi fluktuasi harga obligasi?

Harga obligasi sangat dipengaruhi oleh perubahan hubungan penawaran dan permintaan yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti penerbitan baru, kebijakan bank sentral, dan kondisi ekonomi. Jika lingkungan penawaran dan permintaan baik, harga obligasi cenderung naik, dan jika ada kelebihan pasokan, harga cenderung turun.

Situs Referensi

J-MONEY Online - 機関投資家・金融プロフェッショナルのための金融情報サイト

企業年金の常務理事や運用執行理事など、年金資産運用の責任者や担当者に就任したばかりの方々のために、年金運用の「基礎の基礎…

大和証券の債券:債券価格と金利の関係は?のページ。学ぶ・セミナーの情報をご紹介します。…

※記事内に広告を含む場合があります。
佐川 直弘: MetaTraderを活用したFX自動売買の開発で15年以上の経験を持つ日本のパイオニア🔧

トレーデンシー大会'15世界1位🥇、EA-1グランプリ準優勝🥈の実績を誇り、ラジオ日経出演経験もあり!
現在は、株式会社トリロジーの役員として活動中。
【財務省近畿財務局長(金商)第372号】に登録
され、厳しい審査を経た信頼性の高い投資助言者です。


【主な活動内容】
・高性能エキスパートアドバイザー(EA)の開発と提供
・最新トレーディング技術と市場分析の共有
・FX取引の効率化と利益最大化を目指すプロの戦略紹介

トレーダー向けに役立つ情報やヒントを発信中!

This website uses cookies.